Hai kamu
Apa kabar?
Semoga kamu selalu dalam lingkaran kebaikan Tuhan.
Saat ini aku sedang mendengarkan lantunan melodi yang sangat indah dan menyejukan hati. Sama halnya seperti kamu. Bagai air yang menyiram bunga-bunga, memberikan kesegaran dan kesejukan.
Lantunan yang kudengarkan saat ini, menuntun aku untuk menulis semuanya.
Sebelumnya aku ingin berterimakasih kepadamu.
Terimakasih atas kehadiranmu
Terimakasih atas adanya dirimu yang pernah mengisi hari-hariku
Terimakasih atas hubungan baik bahkan menurutku amat baik serta canda tawa yang kita jalani setiap harinya
Terimakasih telah menjadi pembimbing terbaikku dalam setiap persoalan yg kuhadapi
Terimakasih telah menjadi mentoring ku dalam setiap langkah yang ku jalani setiap hari
Terimakasih telah menjadi api yang selalu membakar semangatku untuk bergerak lebih baik dan lebih banyak.
Terimakasih telah menjadi air yang telah rela memadamkan kobaran emosi dikala aku direndung masalah
Terimakasih telah menjadi palu yang rela menggetuk isi kepala, pikiran dan hatiku supaya aku tersadar atas kesalahan yg ku lakukan
Terimakasih kamu telah menjadi penerang dalam hidupku
Kamu adalah matahariku di siang hari
Dan Bulan ku dimalam hari
Hari-hariku, ku lalui selalu denganmu.
Panjang aku gambarkan tentangmu dalam setiap kalimat-kalimat ku yang pernag ku tulis. Kamu terlalu indah untuk ku deskprisikan dalam sebuah tulisan, sehingga tulisanku menjadi penuh karena karaktermu yang terlalu indah.
Kini aku sadari, kamu yang dulu putih kini telah menjadi hitam.
Hitam, gelap dan sulit menjadi cahaya disetiap hari-hariku.
Entah apa penyebabnya, yang ku tahu, kamu berubah menjadi hitam dengan sendirinya.
Dahulu kamu terasa hangat bila ku dekati, membuat aku merasa nyaman untuk bergerak mengikuti langkah langkah dalam halaman halaman untuk menuju cerita selanjutnya.
Tapi saat ini, kamu terasa sangat dingin. Bagaimana bisa aku mendekatimu, mengikuti langkah-lagkah dan halaman selanjutnya jika dinginmu berhasil membuat ku beku?? Iya BEKU! Aku tak bisa bergerak sama sekali karenamu, karena dinginmu.
Apa salahku? Apa penyebabnya??
Aku marah pada diriku sendiri, aku menggerutu pada diriku sendiri.
Kini, aku hanya diam tanpa bisa bergerak. Aku hanya bisa merasakan kamu yang semakin dingin membuat aku semakin beku.
Aku yang merindukanmu
Terimakasih kamu telah mengisi cerita hidupku.
Apa kabar?
Semoga kamu selalu dalam lingkaran kebaikan Tuhan.
Saat ini aku sedang mendengarkan lantunan melodi yang sangat indah dan menyejukan hati. Sama halnya seperti kamu. Bagai air yang menyiram bunga-bunga, memberikan kesegaran dan kesejukan.
Lantunan yang kudengarkan saat ini, menuntun aku untuk menulis semuanya.
Sebelumnya aku ingin berterimakasih kepadamu.
Terimakasih atas kehadiranmu
Terimakasih atas adanya dirimu yang pernah mengisi hari-hariku
Terimakasih atas hubungan baik bahkan menurutku amat baik serta canda tawa yang kita jalani setiap harinya
Terimakasih telah menjadi pembimbing terbaikku dalam setiap persoalan yg kuhadapi
Terimakasih telah menjadi mentoring ku dalam setiap langkah yang ku jalani setiap hari
Terimakasih telah menjadi api yang selalu membakar semangatku untuk bergerak lebih baik dan lebih banyak.
Terimakasih telah menjadi air yang telah rela memadamkan kobaran emosi dikala aku direndung masalah
Terimakasih telah menjadi palu yang rela menggetuk isi kepala, pikiran dan hatiku supaya aku tersadar atas kesalahan yg ku lakukan
Terimakasih kamu telah menjadi penerang dalam hidupku
Kamu adalah matahariku di siang hari
Dan Bulan ku dimalam hari
Hari-hariku, ku lalui selalu denganmu.
Panjang aku gambarkan tentangmu dalam setiap kalimat-kalimat ku yang pernag ku tulis. Kamu terlalu indah untuk ku deskprisikan dalam sebuah tulisan, sehingga tulisanku menjadi penuh karena karaktermu yang terlalu indah.
Kini aku sadari, kamu yang dulu putih kini telah menjadi hitam.
Hitam, gelap dan sulit menjadi cahaya disetiap hari-hariku.
Entah apa penyebabnya, yang ku tahu, kamu berubah menjadi hitam dengan sendirinya.
Dahulu kamu terasa hangat bila ku dekati, membuat aku merasa nyaman untuk bergerak mengikuti langkah langkah dalam halaman halaman untuk menuju cerita selanjutnya.
Tapi saat ini, kamu terasa sangat dingin. Bagaimana bisa aku mendekatimu, mengikuti langkah-lagkah dan halaman selanjutnya jika dinginmu berhasil membuat ku beku?? Iya BEKU! Aku tak bisa bergerak sama sekali karenamu, karena dinginmu.
Apa salahku? Apa penyebabnya??
Aku marah pada diriku sendiri, aku menggerutu pada diriku sendiri.
Kini, aku hanya diam tanpa bisa bergerak. Aku hanya bisa merasakan kamu yang semakin dingin membuat aku semakin beku.
Aku yang merindukanmu
Terimakasih kamu telah mengisi cerita hidupku.
Tulisanya keren-keren na, terus lanjutkan. Gue akan jadi pembaca diblog ini deh.
BalasHapusBaru baca komenan lu widy hahaha udah lama banget yak -,- masih biasa aja sih tulisannya hehe isenggg
Hapus