Kalau
misalkan rasa ini masih ada sampai saat ini, sampai detik ini ketika aku
menulis sebuah cerita ini, saat itu pula aku merasa bersyukur aku telah
dizinkan menikmati rasa yang indah ini. Rasa yang indah meskipun itu semua tidak
pasti.
Hanya aku
sendiri yang merasakan rasa ini, hanya aku sendiri yang menikmati setiap
detik-detik yang terlewati.
Kamu? Kamu
terlihat baik-baik saja dengan ada aku atau tanpa adanya aku.
Aku
menunggumu disini, selalu menunggu berharap kamu menyambut rengkuhan tanganku
yang saaat ini tertuju padamu.
Aku tau ini
semu, aku tau ini tak pasti. Tapi akupub tak tahu mengapa rasa ini harus tumbuh
untukmu.
Kamu tidak
terlihat dimataku, kamu tidak ada di rekaman mata dan fikiranku disetiap
harinya. Aku hanya bisa membayangkan kamu, padahal aku tau, itu adalah sebuah
hal ketidakpastian jika aku terus menerus melakukan itu.
Aku harus
lakukan apa?
Menangis?
Air mataku
saja sudah lelah jika harus terus berjalan menyusuri pipiku.
Tuhannnn,
jika memang dia bukan untukku, kumohon hapus rasa ini secepatnya. Aku tahu,
Engkau memiliki rencana untukku.
Komentar
Posting Komentar