Aku lelah jika aku harus terus mencari titik itu.
Aku merasa aku adalah orang yg bodoh terlalu mendambakan titik itu.
Padahal aku tau, titik itu sulit ditemukan jika aku tidak merangkai sebuah perjalanan, perjalanan cerita yang entah sampai kapan harus terus kurangkai.
Semua kata telah kutempuh, semua kata yg 'baik' ataupun yang 'tidak baik' dicampur dengan bumbu kebohonganpun telah pernah ku lewati.
Tapi mana? Mana titik itu??
Kadang aku bertanya, apa yang sebenarnya aku harapkan dari titik itu??
Titik seperti apakah yang aku inginkan??
Titik akhir yang kemudian tidak dilanjutkan lagi dengan kalimat lain? Atau titik yang hanya menjadi sebuah pertanda habislah 1 kalimat, dan harus dilanjutkan dengan kalimat yang baru?
Titik apaaa??
Hatiku berkecamuk seraya melontarkan berbagai pertanyaan untuk diriku sendiri.
Apa yang aku inginkan??
Aku telah banyak menemukan titik, tetapi aku belum pernah merasakan titik akhirku yang bisa kudapatkan.
Aku menganggap bahwa titik yang selama ini aku dapatkan hanya titik yang menyerupai koma, yang artinya itu bukan merupakan akhir dari sebuah kalimat.
Titik titik yang selama ini kudapatkan, dan kutuliskan di akhir kalimatku, hanya menjadi pertanda bahwa kalimat itu telah usai, tapi kemudian disambung lagi dengan kalimat baru, karena titik itu bukan titik akhir dari cerita.
Aku terlalu membohongi diriku sendiri, membohongi bahwa aku sebenarnya memang membutuhkan titik nyata yang bisa menjadi akhir dari kalimatku, sekaligus akhir dari ceritaku.
Lagi-lagi aku masih terus bertanya pada diriku. Titik seperti apa yang aku cari? Yang aku mau?
Dan kapan titik itu muncul yang kemudian aku tuliskan diakhir kalimat dan keseluruhan ceritaku.
Komentar
Posting Komentar