NAMA : RISNA TRI MUHAROMMAH
NIM : 44212010112
ANALISIS TENTANG MODEL-MODEL KOMUNIKASI MASSA
1.
MODEL KOMUNIKASI TWO STEP MODEL
Dalam
model ini memiliki beberapa kelemahan, dari kelemahan ini, kita dapat menarik
kesimpulan apakah konsep audiensnya, apakah sebagai massa, penonton saja,
sebagai pasar, ataukah sebagai kelompok social. Berikut beberapa kekurangan
dari model ini :
-
Individu yang aktif dalam mencari informasi hanya pemuka pendapat
- Membatasi proses analisis, karena proses komunikais terjadi dalam dua tahap atau lebih
- Pemuka pendapat tergantung pada media massa
- Mengabaikan perilaku khalayak, berdasarkan waktu pengenalan ideh baru
- Berbagai saluran komunikasi berperan dalam tahap penerimaan inovasi dan pengambilan keputusan
- Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat pengikut.
- Membatasi proses analisis, karena proses komunikais terjadi dalam dua tahap atau lebih
- Pemuka pendapat tergantung pada media massa
- Mengabaikan perilaku khalayak, berdasarkan waktu pengenalan ideh baru
- Berbagai saluran komunikasi berperan dalam tahap penerimaan inovasi dan pengambilan keputusan
- Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat pengikut.
Dlihat dari sisi kelemahannya (point ke 3 – 5) bisa ditarik kesimpulan
bahwa model ini memiliki konsep audiens sebagai penonton saja. Karen dikatakan bahwa model ini
mengabaikan prilaku khalayak, dan saluran komunikasi sangat berperan penting
dalam tahap penerimaan informasi. Bisa dicontohkan seperti media televisi,
media ini mengabaikan prilaku khalayak setelah khlayak menerima informasi
terseebut. Bisa saja prilaku khalayak diterima atau diketahui, tetapi ini
memerlukan saluran informasi lainnya, seprti biasanya dikoran-koran diberikan
suatu wadah untuk menyalurkan kritik dan saran siaran televisi dsb.
2. SPIRAL
OF SILENCE
Dalam
hal ini, terdapat 2 kubu, yaitu kubu kaum mayoritas dan kubu kaum minoritas, Kajian
teori ini menitikberatkan pada peran opini dalam interaksi sosial. Sebagaimana
diketahui bahwa opini publik sebagai sebuah isu kontroversial yang akan
berkembang pesat pada saat dikemukakan oleh media massa kemudian ketika isu
kontroversial tersebut berkembang dalam kelompok mayoritas, orang-orang yang
cendenrung kontra atau tidak sejalan dengan kelompok mayoritas akan cenderung
diam. Teori ini juga menjelaskan mengapa orang-orang dari kelompok minoritas
ketika berada di lingkungan kelompok mayoritas perlu mengubah opini atau pandangannya agar sama
terhadap kelompok mayoritas agar mereka tidak diisolasi dari pergaulan sosial
tempat mereka berada.
Dilihat
dari artinya saja, kita dapat menarik kesimpulan bahwa model komunikasi ini
memiliki konsep audiens kelompok social . Karen kelompok mana yang paling kuat, kelompok itulah yang akan
menang, dalam hal ini belum tentu kaun =m mayoritas akan selalu menang, tetapi
sebaliknya, kaum minoritas pun bsa menang, tergantung dari si media massa yang
ingin meliput apa yang biasanya sedang controversial atau bisa dibilang isu
hangat. Mayoritas bisa jadi minoritas, dan minoritas bisa jadi mayoritas.
3. AGENDA SETTING MODEL
Menurut
teori ini, media memiliki kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian
masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu yang telah dirancang oleh
media. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting dan juga mengatur apa yang harus kita lihat
atau tokoh siapa yang harus kita dukung. Teori ini juga menjelaskan bahwa media
mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian pada subjek atau objek tertentu
yang diberitakan oleh media. Ini artinya media massa menentukan agenda kita.
Dilihat
dari artinya, yang mengatakan bahwa media memberikan apa yang kita butuhkan,
itu berarti konsep audiens model ini adalah konsep audiens sebagai pasar.
Sama halnya seperti pasar, media pun tau apa yang ingin diberikan untuk
khalayaknya, media tau apa yang dibutuhkan agar kebutuhan informasi khalayak
terpenuhi, bahkan media yang member tahu tentang hal-hal yang sebelumnya
khalayak tidak ketahui.
Contohnya
sebagai berikut : Para bintang AFI, Idola
Cilik, Indonesian Idol yang mendapat tayangan lebih, sehingga dari orang yang
tak dikenal, karena terus diberitakan atau disiarkan hanya beberapa bulan
menjelma menjadi bintang dan sangat terkenal oleh pemirsa televisi Indonesia.
4. DEPENDENCY
MODEL
Teori
tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa
semakin seseorang tergantung pada suatu media
untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk
orang itu. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur.
Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan
antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.
Dalam
hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa konsep audiens dari model ini adalah
konsep audiens “massa”. Karena peran
media massa disini hanya sebagai pemenuhan kebutuhan sesuai apa yang diinginkan
oleh khalayak. Contohnya saja ketika saya lebih cenderung menyukai acara gossip
atau yg berbau gossip, saya cenderung akan selalu membeli tabloid sekaligus
menonton acara gossip disbanding membeli Koran
kompas atau bahkan menton berita.
Yang gue tulis tadi bener-bener hasil analisis gue berdasarkan apa yang gue pahamin dari banyak sumber, entah itu buku, modul, internet, bahkan yang paling utama sumber pembelajaran dari dosen. Kalo untuk menganilisa hal-hal seperti ini, pasti setiap orangnya akan memiliki jawaban yang berbeda, so??? saling belajar aja ya satu sama lainnya :)
Komentar
Posting Komentar