Meninggalkan mu itu berat,
Tapi itu menjadi sesuatu yang harus ku lakukan meskipun itu bukan menjadi sebuah pilihan yang tepat untuk ku pilih. Siapa pikir, dan siapa yang akan mengira bahwa meninggalkanmu akan menjadi sebuah ujung dan akhir dalam cerita kita.
Aku pernah menjadi orang yang selalu kamu cari,
Aku pernah menjadi orang yang selalu menemani
dan Aku pernah menjadi rumah bagimu.
tapi apa mungkin, hal itu hanya aku yang merasa?
Lama ya.. Iya sangat lama
Aku terlalu bermimpi bahwa kedekatan kita nanti akan memiliki akhir bahagia
Aku terlalu bermimpi bahwa kelak kamu akan datang menyambut ku dengan senyuman serta sapaan hangatmu
Aku terlalu bermimpi akan hal baik dari keberadaan "KITA" satu sama lain. Sampai akhirnya, aku yang harus berusaha bangun sendiri dari mimpiku.
Betapa beratnya mengatakan banyak hal ke dirimu tentang kegundahan dan kegelisahan hatiku saat itu. Mencoba bertahan?? sudah ku lakukan.
Tapi nyatanya, kamu memang jelas tak ingin melakukan apapun untuk keadaan ini.
Kamu bilang, kamu takut akan kejadian didepan nanti.
Kamu bilang kamu mau, tapi tindakan mu malah berbanding terbalik dengan kemauanmu.
Lalu pertanyaan, 'Mau' seperti apa yang kamu maksudkan?
Mau hanya sekedar ucapan dan Mau untuk melakukan, itu berbeda, sayang! Tolong bedakan hal itu.
Batin ku terus meringis, mencoba untuk selalu bersabar dan meyakinkan diri sendiri bahwa akan ada hal baik di waktu yang tepat.
Sampai akhirnya aku meninggalkanmu.
Berat, sangat amat berat.
Perih, sangat amat perih
Menyakitkan, Ya sakit.
Aku tidak terbiasa tidak mengadu kepadamu, Tapi harus ku lakukan.
Aku tidak terbiasa tidak bercanda tawa denganmu, Tapi harus ku lakukan
Aku tidak terbiasa tidak berbagi denganmu, Tapi lagi-lagi itupun harus ku lakukan.
Bukan tanpa sebab aku meninggalkanmu. Aku sudah berusaha untuk selalu mengerti dirimu, Aku tidak pernah mengungkit sedikitpun tentang pertemuan kita, karena aku tau, Kamu tidak pernah menginginkan hal itu.
Dan akhirnya, aku mencoba mengambil langkah untuk diriku sendiri dan juga untuk dirimu.
Dan inilah langkahku, Aku yang meninggalkanmu.
Langkah ku untuk meninggalkanmu adalah langkah terberat. Kamu tidak perlu mengerti aku. Cukup mengerti lah dengan dirimu sendiri.
Ya, pahami diri mu sendiri, Apa yang kamu mau? Apa yang akan kamu pilih? Langkah seperti apa yang ingin kamu ambil?
Itu harapanku terhadapmu ketika aku mengambil pilihan untuk meninggalkanmu.
Pikirkan hal itu baik baik. Karena aku hanya ingin kamu bisa Tegas akan sesuatu yang memang kamu iginkan.
Dan pada akhirnya, aku tahu..
Bukan Aku yang kamu inginkan
Bukan Aku orangnya.
Marah?
Tidak, sayang. Tenang.
Aku tidak marah sama sekali. Aku cukup berbahagia.
Bahagia saat aku tau kamu sudah berani memilih yang kamu mau. Kamu sudah berani mengambil langkah untuk dirimu dan berdampak untuk orang lain. Kamu berani melakukan itu semua, meskipun tidak ada unsur ku didalamnya.
"Lakukanlah yang terbaik untuk dirimu dan orang lain.
Bahagiakanlah dirimu untuk bisa membahagiakan orang lain."
Aku teramat bahagia, bisa mengenalmu sangat dekat meskipun aku bukanlah pilihanmu. Aku belajar banyak hal tentang hubungan kita selama ini. Jikalau nanti kita dipertemukan lagi dengan keadaan yang berbeda, Aku berharap pertemuan kita nantinya bisa saling mendewasakan diri antara aku dan kamu.
Teruslah melangkah dijalanmu, lihat kedepan dan ambil tujuanmu. Karena akupun akan melakukan hal yang sama dijalanku.
Saat ini jalan kita sudah berbeda.
Maka hanya ada 2 hal yang harus sama sama kita lakukan,
Nikmatilah dan Bersyukurlah.
Terimakash utukmu
Bahagia untukmu
-@chisharisna
Komentar
Posting Komentar